Memilih Sepi
satu per satu berdua pergi, sudah biasa menelan sepi dan memandang wajah sendiri
sejak bintang lebih terang dari air mata, saat hujan lebih deras dari tetesan luka, tak ada yang lebih sunyi dari kepergian
waktu berduka telah berlalu, bertahun-tahun di paru dada mengikat cinta yang lara, sementara seisi jiwa tampak masih muda mengingatnya
Ades, Banjarmasin 30 Mei 2018
Posting Komentar untuk "Memilih Sepi"
Berkomentarlah dengan bijak