Akun Instagram UIN Kena Hack, Belum Memakan Korban

 

Akun Instagram official  UIN Antasari diretas oleh oknum yang tidak bertanggungjawab dengan melakukan penipuan bermodus penjualan smartphone. Kejadian ini terjadi sejak Jumat (03/11) dini hari kemarin.

Kejadian bermula pada pukul 01.00 WITA dini hari, tersemat dua postingan dengan caption sebagai berikut:

Koordinator Pusat Humas dan Keterbukaan Informasi UIN Antasari, Ahmad Rijali membenarkan akun Instagram UIN Antasari diretas. Sampai saat ini pihaknya masih belum dapat mengakses akun tersebut dan sudah dilaporkan kepada pihak berwenang.

"Belum bisa diakses, sehingga postingan belum dapat dihapus," ungkapnya

Ia menjelaskan pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk melakukan pemulihan. Namun, hasilnya masih nihil.

"Langkah satu bisa, langkah dua tidak bisa. Langkah satu, seperti kita mengisi ketika lupa password, langkah dua diberi kode-kode, ketika kode itu dimasukkan IG tidak terbuka," jelas Rijali.

Sementara akun Instagram belum dapat diambil alih, penyebaran informasi dimuat pada website resmi UIN Antasari.

"Bersifat umum di website UIN Antasari," imbuhnya.

Sejauh ini, aksi penipuan tersebut belum memakan korban. Namun, UIN Antasari mengalami kerugian karena telah memiliki lebih dari 35 ribu pengikut.

"Belum ada, tidak ada yang lapor," ujar Rijali.

Mengutip dari akun Tiktok @dema.uin.antasari, pihaknya telah mendapati nama pelaku beserta nomor rekening yang bersangkutan. Diketahui atas nama GILANG MAULANA, dengan nomor rekening BRI 0808010901151538.

"Langsung melaporkan ke Wakil Rektor 3 dan langsung ditindaklanjuti oleh beliau, besoknya keluar pengumuman sehingga menjadi tanggungjawab kita untuk mengadvokasikan ke pihak kampus," kata Presiden Mahasiswa UIN Antasari, Ahmad Sunir Ridha.

Ia berharap pihak pengelola dapat memperbaiki dan meningkatkan kembali keamanan data siber UIN Antasari.

"Berikut akan di follow up lebih lanjut dan sistem yang dibangun akan diperketat, selanjutnya diserahkan selaku pemegang sistem agar memperbaiki dan memperkuat sistem keamanan agar tidak terulang," ungkapnya.

Reporter: Selvia

Editor: Halimah Sa'diyah