Rektorat Menjawab Soal Cadar!
Sumber: Google.com |
BSukma-Sepekan
terakhir penduduk IAIN diguncang oleh kabar yang beredar di media sosial.
Wacana pelarangan penggunaan cadar yang di lontarkan pada saat rapat SENAT
berlangsung, selasa (26/3).
“saya
sendiri sangat tidak setuju dengan pelarangan penggunaan cadar. Setiap
perempuan pengguna cadar memiliki hak untuk menggunakannya dan lagi pula dalam
islampun tidak ada larangan untuk bercadar. Dari pada membuat peraturan
tersebut, lebih baik membuat aturan yang lain, seperti jangan teralu ber make-up
berlebihan ataupun jangan berdua-duaan di lingkungan kampus serta yang lainnya
untuk kebaikan kampus hijau.” Jelas Heliyanti selaku wakil DEMA IAIN Antasari, via
BBM, jum’at (27/03) kemarin.
Ahmad
Fauzi Aseri mengaku jika saat rapat senat berlangsung ada wartawan yang
mengintip, sehingga berita ini terpublikasikan. “Sebenarnya ada sekian banyak
pembicaraan yang positif, tapi mengapa pembicaraan yang paling akhir yang
dipublikasikan ?” tutur fauzi selaku Rektor IAIN saat ditemui di kantor rekrorat,
lantai dua, senin (30/3) sore.
“saya
sepekat dengan pelarang itu, namun harus ada pemisahan lokal antara putra dan
putri, jika tidak kami akan menggunakan cadar seperti STIQ di amuntai.” Ucap
Dessy Helma Permata, salah satu mahasisiwi IAIN, Kamis (26/3).
Sebenarnya
dalam rapat senat itu berisi tentang catatan-catatan dan saran-saran untuk ke
depannya, masih agenda yang diperlukan untuk kedepannya. Jadi beliau (kamrani
Busri) memang mengatakan bahwa dulunya ada pelarangan tapi kok sekarang masih
ada. Jadi kita tinjau apa motivasinya. Intinya, pertama IAIN ini menerapkan
ajaran yang tidak ekstrim, tidak ekstrim kiri dan kanan.
Kedua, penggunaan cadar itu dalam rangka
apa ? kita sampaikan di Iain ini yang terpenting bahwa adalah tidak ada aliran
atau paham yang radikal. Ada dua hal yang berbeda antara paham yang radikal
dengan radikalisme. Penggunaan pakaian itu tergantunng pada pemahaman keyakinan
dan aturan masing-masing. Nah, di IAIN sendiri ada peaturan, pedomannya itu
adalah muslim atau muslimah ada yanng menggunakan cadar mungkin itu gaya
berpakaian muslimahnya.
Memang
tidak semua yang pakai cadar itu adalah teroris atau radikal, tapi juga bahwa
orang melihat bahwa terutama orang yang merasa berpengalaman berhadapan dengan
teroris atau radikal itu adalah implementasi dalam bentuk berpakaian burka atau
cadar, digeneralisi. Di sini kalau memakai cadar itu ada diskusi dulu, makanya
nanati siapa yang pakai cadar itu kita diskusikan dengan dosen2 ilmu kalam,
fiqih, tauhid, agama. Menganai cara berpakaian. Nah jadi itu, nanti kta
diskusikan, kita dialog untuk kedepannya. Kalau itu memang radikalisme itu yang
kita larang. Bahkan yang berbusana muslim atau tidak bercadar pun kalau radikal
kita ini kan. Kalau di kampung itu ya, kaum radikal itu tidak menggunakan
cadar. Di sini kita ingin menerakan tadi. Ingin damai, ingin moderat, ingin
ditengah-tengah, ingin rahmatal lil a’alamin. Kata Fauzi Aseri, panjang
lebar.
Mungikin
saja ada hubungan hal ini dengan ISIS, namun yang jelas bahwa jangan sampai hla
ini diidentikan dengan IAIN. Imbuhnya (Reporter/ Rezky, Lay, Nida, Machbubah)
Posting Komentar untuk "Rektorat Menjawab Soal Cadar!"
Berkomentarlah dengan bijak