MInim Persiapan COMPASS 2015 Jalan Seadanya
BSUKMA-COMPASS (Compotion of Arts, Sport and Sciences) 2015 adalah nama lain dari kegiatan porseni di tingkat INSTITUT. Hal ini menyusul setelah diadakannya kegiatan porseni di tingkat masing-masing fakultas. Fakultas yang pertama kali melakukan kegiatan ini adalah Ushuludin dan Humaniora yang mengemas kata porseni menjadi PARSEl. Tak lama setelah itu disusul oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang menamai kegiatan porseni dengan jargon PENSIL. Lalu diikuti oleh Fakultas Sayri’ah dan Ekonomi Islam yang mengusung nama porseni menjadi PION. Sedang fakultas Dakwah dan Komunikasi lebih memilih absen dalam melakasanankan kegiatan ini.
Acara COMPASS ini diisi oleh tiga puluh satu (31) jenis perlombaan, yang terangkum dalam tiga cabang perlombaan yaitu cabang ilmiah, seni dan olahraga. Kagiatan dimulai sejak tanggal 21 – 27 Mei 2015, yang bertempat di sekitar lingkungan IAIN Antasari Banjarmasin. Porseni di tingakt institut ini merupakan ajang bergengsi bagi masing-mansing fakultas untuk untuk meningkatkan bakat dan minat sumber daya Manusia (SDM) IAIN Antasari. Selain itu juga menjadi ajang silaturahmi untuk seluruh mahasisiwa.
Namun, kegiatan yang memiliki skala besar ini menyisakan kekecewaan yang mendalam. Pasalanya banyak pihak yang merasa tidak puas terhadap bentuk pelaksanaan acara yang di buat oleh panitia. Dari berbagai sumber yang telah berhasil dihimpun oleh tim sukma. Ternyata banyak keluhan yang dirasakan oleh seluruh fakultas. Hal yang peling mencolok adalah ketidak stabilan jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan mengalami dua kali perubahan tanpa ada pembicaraan terlebih dahulu dengan pihak fakultas. Mereka (Fakultas) sangat menyangkan sikap sepihak yag dilakukan oleh panitia penyelanggara.
“Seharusnya ketika terjadi perubahan jadwal pihak panitia mengkonfirmasi pada fakultas untuk meminta persetujuan. Hal ini mengingat, ketika technical meeting (TM) berlangsung telah terjadi kesepakatan antara panitia dan pihak fakultas selaku peserta mengenai manual atau jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Namun dalam pelaksanaannya terjadi perubahan jadwal secara sepihak tanpa ada konfirmaasi pada pihak fakultas.” Tutur Jumaidi ketua DEMA fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam periode 2015/2016. Saat ditemui usai acara seminar Kamis (28/05) siang.
Hal itu juga diaminkan oleh tiga fakultas yang ada dillingkungan IAIN Antasari. “Acara tahunan tahun ini cukup bagus, namun ada sedikit kekurangan seperti terjadinya beberapa kali perubahan jadwal. Tidak hanya dari Fakultas Dakwah, namun dari Fakultas lain juga mengeluhkan hal tersebut. Manual acara sudah ditetapkan pada saat technical meeting, seharusnya kalau sudah ditetapkan jangan ada perubahan lagi. Dan perubahan jadwal itu hanya dikonfirmasi melalui telpon / sms, tidak ada berembuk terlebih dahulu jadi seperti ditentukan oleh satu pihak saja.” Ucap ketua DEMA Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Agus Rahmadi saat ditemui di payung Fakultas Dakwah, jum’at (29/05) sore.
Selian itu juga dikeluhkan mengenai waktu yang banyak terbuang. Seperti halnya yang terjadi pada perlombaan lari yang mundur satu jam dari waktu yang telah ditentukan panitia. Sangat disayangkan pula mengenai ketidak tegasan panitia dalam hal diskualifikasi bagi peserta yang telat lebih dari sepuluh menit. Pasalnya, panitia mengizinkan peserta yang telah dinyatakan diskuallifikasi untuk tetap dapat berpartisipasi dalam lomba.
Tidak berhenti sampai disitu, keluhan terus belanjut terhadap waktu pelaksanaan COMPASS ini sendiri. Sebagaimana yang dilontarkan oleh Faisal mahasiswa semeter enam jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) yang menjabat sebagai ketuaDEMA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan saat ini, saat ditemui di ruang kerjanya, kamis (28/05) malam . “Sangat disayangkan kegiatan porseni tingkat Institut ini dilakukan pada semeter genap seperti saat ini. Selain berbenturan dengan waktu final tapi juga juga bertepatan dengan waktu minggu tenang. Dimana pada saat-saat seperti ini banyak mahasiswa pulang ke kampung halaman. Jadi antusias dan partisipasi mahasiswa itu berkurang. Seandainya kegiatan ini dilakukan pada semester ganjil maka akan menjadi daya tarik bagi mahasiswa baru dengan jumlah peminat yang banyak. Serta lebih memacu mahasiswa baru untuk berorganisasi.”
Lagi-lagi keluhan tidak hanya berhenti sampai disitu. Ketua DEMA fakultas Ushuludin dan Humaniora yang dijabat oleh Arief Budiman juga menjelaskan saat ditemui di apung Ushuludin, sabtu (30/05) pagi. Jika jenis perlombaan yang ada ditingkat Institut mengalami perubahan. Hal inilah yang membuat pihak fakultas kurang siap, karena pastinya pihak fakultas selalu mengacu pada jenis-jenis perlombaan ditingkat Institut. Seperti jenis lomba enggarang yang ditiadakan pada porseni tahun ini, serta lomba takhfidz Qur’an yang sebelumnya tidak ada menjadi ada.
Menanggapi hal ini Areif Rahman Heriansyah, Ketua Umum Dewan Mahaisiswa (DEMA) IAIN Antasari Banjarmasin. Menjelaskan jika kegiatan porseni itu selalu dilakukan pada semeter genap karena ini merupakan program kerja pertama dari dewan mahasisiwa fakultas. Sebenarnya DEMA Institut hanya menungggu. Kita (DEMA ) tidak bisa melakukan porseni tingkat INSTITUT sebelum terselengaranya di tingkat fakultas. Untuk fakultas dakwah mereka tidak melakukan kegiatan porseni ini karena mereka beralasan sudah memiliki bibit unggul yanng dapat dikirim ketingkat Institut. Kami (DEMA) tidak bisa memaksakan pada Dema Fakultas Dakwah untuk melaksanakan porseni di tingkat fakultas tersebut.
Dari bidang seni, Olahraga dan Pemuda Dema Instutut telah siap untuk melakukan porseni ini, persiapan telah diadakan sejak dua bulan terakhir. Panitia porseni tahun ini melibatkan teman-teman dari UKK dan UKM serta keluarga besar Dewan Mahasiswa khususnya. Mengenai jadwal yang berubah-rubah, hal ini lebih dikarenakan kurangnya koordinasi dengan seluruh panitia. Ditambah pula dengan konidisi panitia yang kelelahan mempersiapakan barbagai macam perlengapan yang sangat banyak. Ia (Areif Rahman Heriansyah) juga tidak menapikan telah terjadinya perubahan jadwal ini. Seperti halnya jadwal penututpan yang seharusnya terselenggara pada Rabu pagi berubah menjadi Rabu sore. Perubahan ini dikarenakan para panitia lebih banyak yang mengikutii final test.
Ia juga menambahkan, jika porseni ini diundur pada semeter ganjil mendatang takutnya akan mengganggu aktifitas program keja DEMA yang lain. Sepeti periapan OSPEK yang memerlukan persiapan matang. Lalu seandainya kegiatan ini dimajukan maka akan berbenturan dengan porseni di tingkat fakutas dan jika dimundurkan maka akan berberangan dengan waktu final yang sesungguhnya. Selain itu pada porseni tahun ini batas peserta yang boleh mengikutinya itu hingga semester enam. Jika hal itu diundur pada semester genjil maka mereka tidak dapat mengikuti perlomabaan. Sedang pada kenyataan dilapangan itu banyak sekali adik-adik dari semserter enam yeng ikut berkompetisi membanggakan fakultasnya.
Arief Rahman Heriansyah lelaki asal Amuntai ini juga tidak membantah dengan adanya rapat evaluasi di tengah-tengah acara. Bahkan ia juga memaparkan bahwa pada hari amis malam (21/05) setelah acara pembukaan tepatnya ba’da maghrib diadakan rapat evaluasi untuk seluruh panitia. Hal ini mengingat banyak dari panitia yang juga disibukan dengan jadwal akademik, selain itu juga untuk meningkatkan loyalitas kawan-kawan panitia pada organisasi, serta yang paling penting agar tidak membuang tangggung jawab yang telah diemban. Lalu diadakan pula rapat evakuasi oleh Steering Committee (SC) COMPASS 2015 pada Minggu (24/05) malam, dengan pihak fakultas yang isinya memahas kebaiakan-kabaikan apa yang perlu ditingkatkan dan kekurangan-kekurangan apa saja dalam acara ini yang perlu perbaikan. Banyak masukan-masukan dari DEMA Fakutas. Alhamdulillah untuk waktu tiga hari yang tersisa kita (panitia) bisa menmperbaiki lagi kekurangan-kekurang yang ada.
Areif juga mengaku jika panita pun mempunyai keluhan, salah satunya adanya beberapa cabang lomba yang tidak diikuti oleh Fakultas. Permasalahan utama dari keluhan-keluhan ini hanya satu, yaitu kurangnya komunikasi antar panitia karena pihak panitia telah lelah fisik dan pikiran mereka. Jelas Arief rahman panjang lebar, Minggu (30/05) malam di taman hijau. (TIM SUKMA)
Acara COMPASS ini diisi oleh tiga puluh satu (31) jenis perlombaan, yang terangkum dalam tiga cabang perlombaan yaitu cabang ilmiah, seni dan olahraga. Kagiatan dimulai sejak tanggal 21 – 27 Mei 2015, yang bertempat di sekitar lingkungan IAIN Antasari Banjarmasin. Porseni di tingakt institut ini merupakan ajang bergengsi bagi masing-mansing fakultas untuk untuk meningkatkan bakat dan minat sumber daya Manusia (SDM) IAIN Antasari. Selain itu juga menjadi ajang silaturahmi untuk seluruh mahasisiwa.
Namun, kegiatan yang memiliki skala besar ini menyisakan kekecewaan yang mendalam. Pasalanya banyak pihak yang merasa tidak puas terhadap bentuk pelaksanaan acara yang di buat oleh panitia. Dari berbagai sumber yang telah berhasil dihimpun oleh tim sukma. Ternyata banyak keluhan yang dirasakan oleh seluruh fakultas. Hal yang peling mencolok adalah ketidak stabilan jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan mengalami dua kali perubahan tanpa ada pembicaraan terlebih dahulu dengan pihak fakultas. Mereka (Fakultas) sangat menyangkan sikap sepihak yag dilakukan oleh panitia penyelanggara.
“Seharusnya ketika terjadi perubahan jadwal pihak panitia mengkonfirmasi pada fakultas untuk meminta persetujuan. Hal ini mengingat, ketika technical meeting (TM) berlangsung telah terjadi kesepakatan antara panitia dan pihak fakultas selaku peserta mengenai manual atau jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Namun dalam pelaksanaannya terjadi perubahan jadwal secara sepihak tanpa ada konfirmaasi pada pihak fakultas.” Tutur Jumaidi ketua DEMA fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam periode 2015/2016. Saat ditemui usai acara seminar Kamis (28/05) siang.
Hal itu juga diaminkan oleh tiga fakultas yang ada dillingkungan IAIN Antasari. “Acara tahunan tahun ini cukup bagus, namun ada sedikit kekurangan seperti terjadinya beberapa kali perubahan jadwal. Tidak hanya dari Fakultas Dakwah, namun dari Fakultas lain juga mengeluhkan hal tersebut. Manual acara sudah ditetapkan pada saat technical meeting, seharusnya kalau sudah ditetapkan jangan ada perubahan lagi. Dan perubahan jadwal itu hanya dikonfirmasi melalui telpon / sms, tidak ada berembuk terlebih dahulu jadi seperti ditentukan oleh satu pihak saja.” Ucap ketua DEMA Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Agus Rahmadi saat ditemui di payung Fakultas Dakwah, jum’at (29/05) sore.
Selian itu juga dikeluhkan mengenai waktu yang banyak terbuang. Seperti halnya yang terjadi pada perlombaan lari yang mundur satu jam dari waktu yang telah ditentukan panitia. Sangat disayangkan pula mengenai ketidak tegasan panitia dalam hal diskualifikasi bagi peserta yang telat lebih dari sepuluh menit. Pasalnya, panitia mengizinkan peserta yang telah dinyatakan diskuallifikasi untuk tetap dapat berpartisipasi dalam lomba.
Tidak berhenti sampai disitu, keluhan terus belanjut terhadap waktu pelaksanaan COMPASS ini sendiri. Sebagaimana yang dilontarkan oleh Faisal mahasiswa semeter enam jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) yang menjabat sebagai ketuaDEMA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan saat ini, saat ditemui di ruang kerjanya, kamis (28/05) malam . “Sangat disayangkan kegiatan porseni tingkat Institut ini dilakukan pada semeter genap seperti saat ini. Selain berbenturan dengan waktu final tapi juga juga bertepatan dengan waktu minggu tenang. Dimana pada saat-saat seperti ini banyak mahasiswa pulang ke kampung halaman. Jadi antusias dan partisipasi mahasiswa itu berkurang. Seandainya kegiatan ini dilakukan pada semester ganjil maka akan menjadi daya tarik bagi mahasiswa baru dengan jumlah peminat yang banyak. Serta lebih memacu mahasiswa baru untuk berorganisasi.”
Lagi-lagi keluhan tidak hanya berhenti sampai disitu. Ketua DEMA fakultas Ushuludin dan Humaniora yang dijabat oleh Arief Budiman juga menjelaskan saat ditemui di apung Ushuludin, sabtu (30/05) pagi. Jika jenis perlombaan yang ada ditingkat Institut mengalami perubahan. Hal inilah yang membuat pihak fakultas kurang siap, karena pastinya pihak fakultas selalu mengacu pada jenis-jenis perlombaan ditingkat Institut. Seperti jenis lomba enggarang yang ditiadakan pada porseni tahun ini, serta lomba takhfidz Qur’an yang sebelumnya tidak ada menjadi ada.
Menanggapi hal ini Areif Rahman Heriansyah, Ketua Umum Dewan Mahaisiswa (DEMA) IAIN Antasari Banjarmasin. Menjelaskan jika kegiatan porseni itu selalu dilakukan pada semeter genap karena ini merupakan program kerja pertama dari dewan mahasisiwa fakultas. Sebenarnya DEMA Institut hanya menungggu. Kita (DEMA ) tidak bisa melakukan porseni tingkat INSTITUT sebelum terselengaranya di tingkat fakultas. Untuk fakultas dakwah mereka tidak melakukan kegiatan porseni ini karena mereka beralasan sudah memiliki bibit unggul yanng dapat dikirim ketingkat Institut. Kami (DEMA) tidak bisa memaksakan pada Dema Fakultas Dakwah untuk melaksanakan porseni di tingkat fakultas tersebut.
Dari bidang seni, Olahraga dan Pemuda Dema Instutut telah siap untuk melakukan porseni ini, persiapan telah diadakan sejak dua bulan terakhir. Panitia porseni tahun ini melibatkan teman-teman dari UKK dan UKM serta keluarga besar Dewan Mahasiswa khususnya. Mengenai jadwal yang berubah-rubah, hal ini lebih dikarenakan kurangnya koordinasi dengan seluruh panitia. Ditambah pula dengan konidisi panitia yang kelelahan mempersiapakan barbagai macam perlengapan yang sangat banyak. Ia (Areif Rahman Heriansyah) juga tidak menapikan telah terjadinya perubahan jadwal ini. Seperti halnya jadwal penututpan yang seharusnya terselenggara pada Rabu pagi berubah menjadi Rabu sore. Perubahan ini dikarenakan para panitia lebih banyak yang mengikutii final test.
Ia juga menambahkan, jika porseni ini diundur pada semeter ganjil mendatang takutnya akan mengganggu aktifitas program keja DEMA yang lain. Sepeti periapan OSPEK yang memerlukan persiapan matang. Lalu seandainya kegiatan ini dimajukan maka akan berbenturan dengan porseni di tingkat fakutas dan jika dimundurkan maka akan berberangan dengan waktu final yang sesungguhnya. Selain itu pada porseni tahun ini batas peserta yang boleh mengikutinya itu hingga semester enam. Jika hal itu diundur pada semester genjil maka mereka tidak dapat mengikuti perlomabaan. Sedang pada kenyataan dilapangan itu banyak sekali adik-adik dari semserter enam yeng ikut berkompetisi membanggakan fakultasnya.
Arief Rahman Heriansyah lelaki asal Amuntai ini juga tidak membantah dengan adanya rapat evaluasi di tengah-tengah acara. Bahkan ia juga memaparkan bahwa pada hari amis malam (21/05) setelah acara pembukaan tepatnya ba’da maghrib diadakan rapat evaluasi untuk seluruh panitia. Hal ini mengingat banyak dari panitia yang juga disibukan dengan jadwal akademik, selain itu juga untuk meningkatkan loyalitas kawan-kawan panitia pada organisasi, serta yang paling penting agar tidak membuang tangggung jawab yang telah diemban. Lalu diadakan pula rapat evakuasi oleh Steering Committee (SC) COMPASS 2015 pada Minggu (24/05) malam, dengan pihak fakultas yang isinya memahas kebaiakan-kabaikan apa yang perlu ditingkatkan dan kekurangan-kekurangan apa saja dalam acara ini yang perlu perbaikan. Banyak masukan-masukan dari DEMA Fakutas. Alhamdulillah untuk waktu tiga hari yang tersisa kita (panitia) bisa menmperbaiki lagi kekurangan-kekurang yang ada.
Areif juga mengaku jika panita pun mempunyai keluhan, salah satunya adanya beberapa cabang lomba yang tidak diikuti oleh Fakultas. Permasalahan utama dari keluhan-keluhan ini hanya satu, yaitu kurangnya komunikasi antar panitia karena pihak panitia telah lelah fisik dan pikiran mereka. Jelas Arief rahman panjang lebar, Minggu (30/05) malam di taman hijau. (TIM SUKMA)
Posting Komentar untuk "MInim Persiapan COMPASS 2015 Jalan Seadanya"
Berkomentarlah dengan bijak