BUDI: “Siapa yang tidak bisa menjunjung tinggi netralitas, monggo silahkan keluar.”
Cr: google |
Menjunjung tinggi netralitas di tubuh Dewan Mahasiswa (DEMA) merupakan hal terpenting dalam kepengurusan, mengingat ada berbagai macam organisasi yang melatari pengurus dari DEMA itu sendiri, baik itu organisasi internal maupun organisasi eksternal. Jelas Budiansyah, Ketua DEMA Institut IAIN Antasari. “Selama tidak membawa kepentingan organisasi yang diikutinya, tidak jadi masalah buat DEMA.” Tutur Budi.
Setidaknya
ada 3 kali penekanan kata netralitas yang dilontarkan oleh mahasiswa D3
Perpustakaan ini. Yakni, mereka (red-DEMA) tidak main hitungan persen untuk
mengukur pengurus yang berlatar organisasi ekternal di tubuh DEMA, ketika sudah
berada di DEMA harus menjunjung tinggi netralitas. “Siapa yang tidak bisa
menjunjung tinggi netralitas, monggo silahkan keluar.” Tegas Budi. Ia juga
mengaku bahwa tidak ada standarisasi bagi para pengurus, yang jelas menjunjung
tinggi netralitas.
Sejalan
dengan Budiansyah, Zainal Ketua DEMA Fakultas Ushuluddin dan Humaniora tidak
menginginkan anggotanya (Red- DEMA Fakultas Ushuluddin dan Humaniora) membawa
kepentingan politik apapun, “karena disini kita sama-sama ingin memberikan yang
terbaik kepada kampus kita sesuai dengan tujuan bersama, bukan tujuan
perorangan.” Ungkapnya, Sabtu (25/03).
Hal
senada diutarakan pula oleh Bima, Ketua DEMA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Ia
menyadari banyaknya bendera organisasi eksternal yang bergabung dalam
kepengurusan mereka (red-DEMA) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, namun meski
demikian hal itu tidak berpengaruh sedikit pun untuk internal DEMA. “karena
kami sebagai ketua dan wakil ketua DEMA Fakultas selalu mengontrol kondisi
pergerakan pengurus.”
Sedangkan
di DEMA Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam, bahwa secara angka Rizkan Fadil
mengaku jika di dalam kabinetnya tahun ini ada 27 pengurus yang masing-masing
dari mereka (red-pengurus) ada yang berasal dari organisasi eksternal sebanyak
15 pengurus dan 12 pengurus dari organisasi internal. Lelaki jurusan Hukum
Keluarga ini juga mengutarakan pada tim Sukma, Sabtu (25/03). Bahwa perekrutan
pengurus sendiri dipilih dari orang-orang yang dapat membantu dan mempunyai
energi kuat dalam hal kepemimpinan.
Juga, secara gamblang Hasmirian Akhmada mengakui, perkembangan organisasi internal berkembang sangat pesat, seperti organisasi Tasmaq An-nida, Teropong Community serta organisasi lainnya yang sudah mulai ‘hidup’,“ terlebih Teropong Community yang sempat vakum beberapa waktu lalu.” ungkapnya, Sabtu (25/03).
Lelaki yang merupakan wakil Ketua DEMA Fakultas Dakwah dan Komunikasi ini pun mengakui jika perkembangan tersebut (red-Ormawa Internal) selaras dengan perkembangan organisasi ekternal. “Saya kira mayoritas di Fakultas Dakwah dan Komunikasi ini adalah mahasiswa dengan latar belakang organisasi PMII (Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia).” Pungkasnya.
Juga, secara gamblang Hasmirian Akhmada mengakui, perkembangan organisasi internal berkembang sangat pesat, seperti organisasi Tasmaq An-nida, Teropong Community serta organisasi lainnya yang sudah mulai ‘hidup’,“ terlebih Teropong Community yang sempat vakum beberapa waktu lalu.” ungkapnya, Sabtu (25/03).
Lelaki yang merupakan wakil Ketua DEMA Fakultas Dakwah dan Komunikasi ini pun mengakui jika perkembangan tersebut (red-Ormawa Internal) selaras dengan perkembangan organisasi ekternal. “Saya kira mayoritas di Fakultas Dakwah dan Komunikasi ini adalah mahasiswa dengan latar belakang organisasi PMII (Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia).” Pungkasnya.
Untuk
perkembangan organisasi ekternal sendiri, ke empat dema fakultas yang ada di
IAIN Antasari Banjarmasin ini sepakat bahwa di masing-masing fakultas keberadaan
organisasi eksternal berkembang cukup pesat, dan mereka juga sepakat bahwa
seiring dengan perkembangan organisasi ekternal tersebut tidak akan
mempengaruhi jalannya kepengurusan DEMA, baik tingkat Institut maupun
fakultas.
Tim Berantas
Posting Komentar untuk "BUDI: “Siapa yang tidak bisa menjunjung tinggi netralitas, monggo silahkan keluar.”"
Berkomentarlah dengan bijak