Pengosongan Gedung Cafetari Demi Mahasiswa
Pembangunan ruang kelas di Fakultas
Syariah dan Ekonomi Islam kini merambah pada kebijakan pengosongan Cafetaria,
salah satu kantin kampus yang terletak di samping Auditorium Mastur Zahri. Pengosongan
akan ditujukan kepada para pedagang khususnya yang ada di pelataran Cafetaria. Nuril
Huda, Ketua Dharma Wanita yang menaungi Cafetaria membenarkan hal ini kepada tim Sukma saat di temui di ruangannya pada
Senin (25/09). “Hal ini dilakukan karena para pedagang berjualan tepat di depan
bangunan baru yang sedang di bangun tersebut.” Tegasnya.
Lebih jauh Nuril Huda memaparkan
bahwa, pemberitahuan akan pengosongan ini sudah disampaikan oleh pihak Darma
Wanita kepada para pedagang sejak bulan September lalu. Selanjutnya para pedagang harus sudah mengosongkan
lokasi tersebut pada diakhir bulan November nanti.
Ada beberapa hal yang menjadi
alasan pengosongan lokasi ini, seperti yang diungkapkan oleh Nuril Huda bahwa
lokasi tersebut terlihat kumuh dan mengganggu keindahan lingkungan, selain itu
juga lokasi tersebut akan menjadi halaman Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. Kemudian
adanya teguran dari atasan mengenai keadaan depan Cafetaria yang terlihat
kumuh.
Meski yang begitu, nasib pedagang
yang berada di dalam cafetaria sendiri masih belum memiliki kejelasan. Pengelola
Dharma Wanita mengaku belum mendapat kabar atau pemberitahuan yang jelas, apakah
cafetaria itu ikut dikosongkan atau tidak. Namun, pihak pengelola memberikan
himbauan kepada para pegawainya untuk berjaga-jaga jika ternyata tempat itu
dikosongkan juga.
Sufiyati, salah satu karyawati
cafetaria menjelaskan jika berdasarkan design bangunan yang baru,
cafetaria termasuk dalam lahan yang harus dikosongkan. Namun, belum diketahui
bagaimana kebijakan dari pihak UIN sendiri, apakah benar-benar akan dikosongkan
atau hanya akan dirubah posisinya.
Sukarni, Wakil Rektor II Bidang Administrasi
Umum Perencanaan dan Keuangan, menyatakan bahwa bangunan Cafetaria akan
dikosongkan secara keseluruhan dan merata. Namun untuk bagaimana pengalihan dan
sebagainya itu belum di rapatkan, jadi keputusan akhir nanti menunggu hasil
rapat.
Sukarni menambahkan bahwa alasan pengosongan
lahan tersebut karena nantinya akan dijadikan lahan parkir dan jalan bagi
mahasiswa Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam. Jadi, semua kebijakan pengosongan
lahan ini dilakukan untuk kepentingan mahasiswa itu sendiri.
Para pedagang di lokasi tersebut
berharap untuk diberikan solusi tempat baru sebagai lokasi mereka berjualan. Seperti
yang dikatakan Wati yang sehari-hari berdagang empek-empek, ia berharap akan
adanya solusi tempat baru untuk berjualan. “Harapannya sih masih dalam kawasan
bangunan Syariah, karena langganan kami banyak disini, dan biar mereka gak kelimpungan
(kebingunan) mencari warung langganannya.” Harap Wati.
Menanggapi harapan para pedagang
tersebut Nuril Huda mengaku tidak memiliki wewenang mencarikan lokasi baru
untuk mereka. “kami tidak punya kuasa untuk mencarikan tempat baru untuk para
pedagang tersebut, karena kami juga bergantung pada keputusan pihak UIN, kalau
di perintahkan mengosongkan tempat itu maka kami harus mengosongkan, begitu
juga pihak pedagang itu. Inikan tanahnya UIN Antasari."
“Sulitnya mencarikan lahan ini karena di UIN
sendiri masih banyak keperluan, misalnya lahan untuk parkir dan sebagainya.
Jadi, tidak bisa memberikan atau mencarikan lahan untuk para pedagang.
Salah satu solusi yang diberikan kemaren, yaitu mengarahkan untuk mencari
tempat di kantin samping PSB, yang dikelola oleh pihak Koperasi. Namun kami
sendiri tidak menjamin, bisa ditampung semuanya. Sebab lokasi disamping itu,
sudah lumayan penuh dan juga digunakan untuk lahan parkir” Imbuhnya pada Tim
Sukma.
Rep: Sari & Rahimah
Sumber Foto: Rahimah
Editor: Si Mbah
Posting Komentar untuk "Pengosongan Gedung Cafetari Demi Mahasiswa"
Berkomentarlah dengan bijak