Hamdan: Berorientasi pada Kualitas dan Efektivitas Pembelajaran, Bukan Kuantitas
Sumber: vectorkotor - WordPress.com |
BSUKMA- Pendidikan
Agama Islam (PAI) merupakan jurusan dengan populasi mahasiswa terbanyak di UIN
Antasari Banjarmasin. Tercatat hingga tahun ajaran 2019/2020 keseluruhan
mahasiswa PAI terakhir mencapai 1219 orang, dengan mahasiswa yang diterima di
tahun terakhir berjumlah 160 orang. Menurut riwayat jumlah penerimaan mahasiswa
di jurusan ini tiap tahunnya berkisar 220-300an, lebih banyak jika dibandingkan
jurusan lain yang memiliki kuota hanya 120 tiap tahunnya.
Kendati dalam segi
kuantitas mahasiswa dapat menunjang akreditasi kampus, namun perguruan tinggi
islam yang tergolong baru menyandang status sebagai Universitas ini
memprogramkan pembatasan kuota penerimaan mahasiswa baru pada tahun ini.
Menanggapi isu tersebut, Surawardi, selaku Ketua Jurusan PAI mengaku membenarkan adanya pembatasan tersebut. “Untuk PAI tahun ini sekitar 160-an saja,” Terkanya saat ditemui Tim Berantas,
Selasa (05/02).
Dikonfirmasi lebih
lanjut perihal sumber adanya pembatasan kuota PAI, ia mengaku pihaknya hanya
memberi usulan. “Yang merencanakan penerapan pembatasan kuota ini sumbernya
dari ketetapan pihak Rektorat,” Ucapnya lagi.
“Kualitas guru agamanya ditingkatkan agar dalam hal pembinaannya lebih maksimal,” Imbuhnya saat
ditanya perihal alasan pembatasan ini. Menurutnya tujuan adanya pembatasan ini
dikarenakan tiga alasan, menjaga rasio perbandingan antara dosen dan mahasiswa,
menjaga kualitas pengajaran serta menyesuaikan ketersediaan sarana-prasarana.
Dari keseluruhan mengarah ke kualitas ketimbang kuantitas yang nantinya
menunjang peningkatan akreditasi kampus.
Selaras dengan itu,
Hairul Hudaya, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan (FTK) juga turut mengutarakan hal serupa. “Pembatasan penerimaan
mahasiswa tersebut karena proses belajar mengajar saat ini sudah melampaui jam
kerja dosen dan jam kuliah mahasiswa.” Ujarnya saat ditemui dikantornya, Rabu
(06/03) pagi.
Berbeda dengan Kajur
PAI, meski mengetahui adanya rencana pembatasan namun ia belum mengetahui jumlah pasti kuota pembatasannya. Memperjelas
hal itu, Tim Berantas menggali lebih dalam ke Wakil Rektor Bidang Akademik dan
Kelembagaan, Hamdan untuk kejelasan pembatasan kuota mahasiswa ini.
Tanggapi simpang-siur isu pembatasan mahasiswa baru di Kampus UIN
Antasari. Saat ditemui Tim Berantas Jumat, (08/03) sore. Hamdan
tegaskan bahwa pembatasan jumlah mahasiswa baru tidak hanya diberlakukan untuk
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan namun juga
berlaku di fakultas lain. Hal ini dikarenakan keterbatasan lokal dan
tenaga pengajar yang tersedia.
"Kita punya target untuk jurusan baru seperti Tadris Fisika, Kimia dan Biologi akan dibatasi untuk satu
lokal saja. Sedangkan untuk jurusan yang jumlah mahasiswanya tergolong banyak
seperti Jurusan Pendidikan Matematika dan Jurusan Pendidikan Agama Islam akan
kita batasi pula agar jurusan lain mendapat kesempatan menerima mahasiswa lebih
banyak. Karena kita sudah mulai berorientasi
pada kualitas dan efektivitas pembelajaran bukan kuantitas." Jelasnya.
Hamdan pun menyampaikan belum ada angka pasti terkait jumlah mahasiswa baru yang akan diterima. "Kita
sudah meminta kepada masing-masing Prodi untuk menghitung berapa jumlah alumni
yang selesai, jumlah lokal tersedia, rasio dosen, dan kemampuan menerima, dari
data tersebut nantinya akan disesuaikan sehingga jika semakin banyak mahasiswa
yang telah menyelesaikan studinya maka akan semakin banyak pula yang dapat kita
terima, sementara ini angka kasar yang dapat dipatok adalah
2500 mahasiswa."
Sehubungan dengan itu,
kebijakan dalam penjaringan mahasiswa baru tahun ini Hamdan terangkan ada
sedikit perubahan. Pada tahun ini penjaringan mahasiswa menggunakan jalur
SPAN-PTKIN, UM-Mandiri dan jalur Mandiri berdasarkan hasil evaluasi bersama di
tingkat Universitas, namun menghapus jalur PSMB dan mengurangi persentasi
penerimaan mahasiswa pada jalur SPAN-PTKIN.
Sebagaimana yang
dituturkan Hamdan, terkait semakin ketatnya seleksi mahasiswa baru yang
berorientasi pada kualitas nantinya akan direalisasikan melalui mahasiswa jalur
SPAN-PTKIN yang bebas tes akan diberlakukan kesepakatan perjanjian bahwa dapat
membaca al-Quran dan kecakapan lainnya dengan baik dalam waktu tertentu, “Jika
tidak terpenuhi maka kampus tidak dapat
mempertahankan siswa tersebut." Tambahnya.
Selanjutnya dalam hal pengembangan di bidang akademik,
Hamdan akui adanya rencana kampus untuk membuka Prodi bahkan Fakultas baru.
Namun saat ini akan lebih difokuskan pada akreditasi perguruan tinggi yang akan
di submit pada September 2019."Cita-cita itu memang sudah lama,
namun kita bersabar saja dulu sampai selesai akreditas baru sehingga jurusan
yang baru itu nantinya tidak menggerus akreditas yang sudah ada."
Tutupnya.
Reporter : Tim Berantas
Editor : Jarwo
Posting Komentar untuk "Hamdan: Berorientasi pada Kualitas dan Efektivitas Pembelajaran, Bukan Kuantitas "
Berkomentarlah dengan bijak